Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2009

IJAZ AL-QUR'AN

Ijaz (Kemukjizatan) Al-Qur’an Kata mukjizat berasal dari kata ‘ajaz (lemah).I’jaz dapat diartikan mukjizat, hal yang melemahkan, yang menjadikan sesuatu atau pihak lain tak berdaya. I’jazul Qur’an adalah kekuatan, keunggulan dan keistimewaan yang dimiliki Al-Qur’an yang menetapkan kelemahan manusia, baik secara terpisah maupun berkelompok-kelompok, untuk bisa mendatangkan minimal yang menyamainya. Kadar kemukjizatan Al-Qur’an itu meliputi tiga aspek, yaitu : aspek bahasa (sastra, badi’, balagah/ kefasihan), aspek ilmiah (science, knowledge, ketepatan ramalan) dan aspek tasyri’ (penetapan hukum syariat). Muhammad Ali Ash Shabumi dalam kitab At-Tibyan menyebutkan segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an sebagai berikut : 1. Susunan kalimatnya indah. 2. Terdapat uslub (cita rasa bahasa) yang unik, berbeda dengan semua uslub-uslub bahasa Arab. 3. Menantang semua mahkluk untuk membuat satu ayat saja yang bisa menyamai Al-Qur’an, tapi tantangan itu tidak pernah bisa dipenuhi sampai sekarang ini. 4.

AQSAMUL QUR'AN

AQSAMUL QUR’AN A. Definisi Aqsamul Qur’an Secara etimologi aqsam merupakan bentuk jamak dari kata qasam. Kata qasam memiliki makna yang sama dengan dua kata lain yaitu : halaf dan yamin yang berarti sumpah. Sumpah dinamakan juga dengan yamin karena kebiasaan orang arab ketika bersumpah saling memegang tangan kanannya masing-masing. Secara terminologi qasam didefinisikan sebagai : “Mengikatkan jiwa (hati) untuk tidak melakukan sesuatu perbuatan atau untuk melakukannya, yang diperkuat dengan sesuatu yang diagungkan bagi orang yang bersumpah, baik secara nyata ataupun keyakinan saja.” B. Unsur-unsur Qasam 1. Fi’il Qasam (Yang di Muta’addikan Dengan Huruf Ba’) Sighat qasam baik yang berbentuk uqsimu ataupun yang berbentuk akhlifu tidak akan berfungsi tanpa dita’adiyahkan dengan huruf ba’. Seperti yang terdaat dalam surat An-Nahl ayat 38 : ÙˆَØ£َÙ‚ْسَÙ…ُواْ بِاللّÙ‡ِ ....... ( النحل: ٣٨ ) Artinya : “Mereka bersumpah dengan nama Allah” Namun kadang kala dalam suatu ayat, sighat qasam langsung die

AHMADIYAH QODYAN

AHMADIYAH Ahmadiyah, adalah Jamaah Muslim yang didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) pada tahun 1889 di satu desa kecil yang bernama Qadian, Punjab, India. Mirza Ghulam Ahmad mengaku sebagai Mujaddid, al Masih dan al Mahdi. [1] Jemaat Ahmadiyah Indonesia adalah bagian dari Jamaah Muslim Ahmadiyah Internasional. Di Indonesia, organisasi ini telah berbadan hukum dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sejak 1953 (SK Menteri Kehakiman RI No. JA 5/23/13 Tgl. 13-3-1953) [2]. Atas nama Pemerintah Indonesia, Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Jaksa Agung pada tanggal 9 Juni 2008 telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama, yang memerintahkan kepada penganut Ahmadiyah untuk menghentikan kegiatannya yang bertentangan dengan Islam.[3] Tujuan pendirian Menurut pendirinya, Mirza Ghulam Ahmad, misi Ahmadiyah adalah untuk menghidupkan Islam dan menegakkan Syariah Islam. Tujuan didirikan Jemaat Ahmadiyah menurut pendirinya tersebut adalah untuk meremajakan moral Islam dan nilai-nilai sp

METODOLOGI STUDI ISLAM

METODOLOGI PENELITIAN STUDI AGAMA ISLAM TINJAUAN SEJARAH ISLAM A. Penegrtian Sejarah Islam Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut tarikh dan sirah, atau dalam bahasa Inggris disebut history. Dari segi bahasa, al-tarikh berarti ketentuan masa atau waktu, sedang ‘Ilmu Tarikh’ ilmu yang membahas peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian, masa atau tempat terjadinya peristiwa, dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut. Sedangkan menurut pengertian istilah, al-tarikh berarti; ’’sejumlah keadaan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, dan benar-benar terjadi pada diri individu atau masyarakat, sebagaimana benar-benar terjadi pada kenyataan-kenyataan alam dan manusia’’. Dalam bahasa Indonesia sejarah berarti: silsilah; asal-usul (keturunan); kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sedangkan Ilmu Sejarah adalah ’’pengetahuan atau uraian peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau’’. Dalam bahasa Inggris sejarah

KAJIAN TAFISR

PEMBAHASAN A. Penafsiran ilmiah Al Qur an Al-Qur an AL-Karim, yang merupakan sumber utama ajaran Islam, berfungsi sebagai “petunjuk kejalan yang sebaik-baiknya” ( QS 17:9) demi kebahagiaan manusia di dunia dan di akherat. Petunjuk-petunjuk tersebut banyak yang bersifat umum dan global. Di samping itu, Al Qur an juga memerintahkan umat manusia untuk memperhatikan ayat-ayat Al Qur an (QS 39:18 ; 47:24), dengan perhatian yang, di samping dapat mengantar mereka kepada keyakinan dan kebenaran ilahi, juga untuk menemukan alternative-alternatif baru melalui pengintegrasian yata-ayat tersebut dengan perkembengan situasi masyarakat tanpa mengorbankan prinsi-prinsip pokok ajarannya (Al Ushul Al ‘Ammah) atau mengabaikan perincian-perincian yang tidak termasuk dalam wewenang ijtihad. Dengan demikian, akan ditemukan kebenaran-kebenaran penegasan Al Qur an, bahwa : 1. Allah akan memperlihatkan tanda-tanda kebesaran-NYA di seluruh ufuk dan pada diri manusia, sehingga terbukti bahwa Al Qur an adala

Ukhuwah Islamiyah

1. Definisi Ukhuwah Islamiyah Ukhuwah yang biasa diartikan sebagai “persaudaraan”, terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti “memperhatikan”. Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa bersaudara. Masyarakat Muslim mengenal istilah Ukhuwah Islamiyah. Istilah ini perlu didudukan maknanya, agar bahasan kita tentang ukhuwah tidak mengalami kerancauan. Untuk itu, terlebih dahulu perlu dilakukan tinjauan kebahasaan untuk menetapkan kedudukan kata Islamiyah dalam istilah diatas. Selama ini ada kesan bahwa istilah teresebut bermakna “persaudaraan yang dijalin oleh sesama muslim”, atau dengan kata lain , kata “islamiyah” dujadikan sebagai pelaku ukhuwah itu. Pemahaman ini kurang tepat. Kata Islamiyah yang dirangkaikan dengan kata ukhuwah lebih tepat dipahami sebagai adjektiva, sehingga ukhuwah islamiyah berarti “persaudaraan yang bersifat islami atau yang diajarkan oleh Islam”. Paling tidak ada dua alasan untuk mendukung pendap

TASAWWUF

PEMBAHASAN A. Tasawuf Akhlaqi Tasawuf akhlaqi adalah tasawuf yang berkonsentrasi pada perbaikan akhlak dengan metode-metode tertentu yang telah dirumuskan. Tasawuf ini berkonsentrasi pada upaya-upaya menghindarkan diri dari akhlak yang tercela (mazmumah) sekaligus mewujudkan akhlak yang terpuji (mahmudah) didalam diri para shufi. Menurut para shufi, manusia cenderung mengikuti hawa nafsunya. Jika manusia telah dikendalikan hawa nafsunya maka ia telah mempertuhankan nafsunya tersebut. Dengan demkian berbagai penyakitpun timbul didalam dirinya, seperti kikir, sombong, membanggakan diri, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan hati. Dalam pandangan shufi, merupakan penghalang bagi seorang untuk dekat dengan Tuhannya. Dalam pandangan para sufi berpendapat bahwa untuk merehabilitasi sikap mental yang tidak baik diperlukan terapi yang tidak hanya dari aspek lahiriyah. Oleh karena itu pada tahap-tahap awal memasuki kehidupan tasawuf, seseorang diharuskan melakukan amalan dan latihan keroh