Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

SAINS SEBAGAI SUMBER MENGANGKAT PERADABAN UMAT ISLAM

Sains dalam Islam bukan saja mengambil pertimbangan akal untuk mengembangkan ilmu, malah memahami maksud perisyaratan bagi membolehkan manusia melakukan kajian dan penyelidikan mengenai tanda kebesaran Allah. Akhirnya, melakukan tadabbur atau kajian yang apabila berlakunya penemuan membawa kepada penemuan saintifik dan kekaguman serta kesyukuran terhadap kebesaran Allah. Penemuan ini akan mendekatkan lagi manusia kepada Pencipta dengan menginsafi bahawa rahsia Pencipta adalah amat hebat dan luas. Itulah ihsan Allah kepada hamba-Nya yang tidak terhitung oleh kita. Allah mengkaruniakan akal sebagai alat untuk mengembangkan ilmu dan pemikiran. Allah mengajar nabi terdahulu mengenai sesuatu yang menjadi sumber ilmu. Allah menganugerahkan Nabi Muhammad wahyu atau al-Quran sebagai petunjuk utama untuk manusia, khususnya untuk orang bertakwa. Rasulullah melalui pengalaman manusiawi dengan titipan Rabbani selama 23 tahun dalam pimpinan dan pedoman langsung daripada Allah. Tarbiah Rabbani kepad

TAFSIR FI ZHILALIL QURAN

A.BIOGRAFI PENULIS Sayyid Quthb pemikir Islam (1906-1966) di kenal sebagai kritikus sastra, novelis, penair, aktivis muslim Mesir paling terkenal pada abad ke-20 dan tokoh pergerakan Ikhwanul Muslimin. Sebagai tokoh pemikir Islam , ia dapat disejajarkan dengan pemikir Pakistan  Abu A'la Maududi (1903-1979) pemikir Iran , Ali Syari'ati (1933-1977). [1] Karya terpenting Sayyid Quthb adalah Tafsir Fi Dzilalil Qur'an dan telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris, In The Shade Of The Quran. Tafsir ini oleh beberapa ulama dikategorikan  ke dalam tafsir yang berorientasi sastra, budaya dan  kemasyarakatan. Cirri rafsir yang berorientasi sastra, budaya dan kemasyarakatan  yakni suatu corak tafsir yang menjelaskan petunjuk-petunjuk ayat-ayat Al-Qur'an yang berinteraksi langsung dengan kehidupan masyarakat, serta usaha-usaha preventif dalam menanggulangi penyakit-penyakit atau problematika  masyarakat berdasarkan petunjuk ayat-ayat Al-Qur'an, dengan mengemukakan  petunjuk-

PERNIKAHAN BEDA AGAMA

PERNIKAHAN BEDA AGAMA Pernikahan beda Agama antara muslim dengan non-muslim, apabila non musim bukan penganut agama Yahudi atau Nasrani, maka para ulama telah sepakat bahwa pernikahan itu haram, baik antara pria muslim dengan wanita non-muslimah, maupun antara pria non-muslim dengan wanita muslimah. Keharaman ini berdasarkan firman Allah berikut ini: Ÿ w u r   ( # q ß s Å 3 Z s ?   Ï M » x . Î Ž ô ³ ß J ø 9 $ #   4 Ó ® L y m   £ ` Ï B ÷ s ã ƒ   4   × p t B V { u r   î p o Y Ï B ÷ s • B   × Ž ö  y z   ` Ï i B   7 p x . Î Ž ô ³ • B   ö q s 9 u r   ö N ä 3 ÷ G t 6 y f ô ã r &   3   Ÿ w u r   ( # q ß s Å 3 Z è ?   t û ü Ï . Î Ž ô ³ ß J ø 9 $ #   4 Ó ® L y m   ( # q ã Z Ï B ÷ s ã ƒ   4   Ó ‰ ö 7 y è s 9 u r   í ` Ï B ÷ s • B   × Ž ö  y z   ` Ï i B   7 8 Î Ž ô ³ • B   ö q s 9 u r   ö N ä 3 t 6 y f ô ã r &   3   y 7 Í ´ ¯ » s 9 ' r é &   t b q ã ã ô ‰ t ƒ   ’ n < Î )   Í ‘ $ ¨ Z 9 $ #   (   ª ! $ # u r   ( # þ q ã ã ô ‰ t ƒ   ’ n < Î )   Ï p ¨ Y y f ø 9 $ #   Í o t  Ï