Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Mengapa Islam Menyembah Dan Sujud Pada KA'BAH ???

Gambar
Jika Islam menentang penyembahan berhala , mengapa umat Islam menyembah dan sujud kepada Ka'bah ?   Menanggapi pertanyaan, mungkin sebagian kita bingung. Namun, Dr. Zakir Naik—seorang ulama terkenal dari India yang dikenal cerdas dan ahli dalam ilmu perbandingan agama—menjawabnya dengan lugas, cerdas, dan ilmiah. Berikut adalah jawaban beliau yang diambil dari buku "Mereka Bertanya, Islam Menjawab: Kumpulan Pertanyaan Mengganjal tentang Islam yang Sering Diajukan Orang Awam dan Non-Muslim" "Ka'bah adalah kiblat, yaitu arah kaum muslimin menghadap dalam shalat mereka. Perlu dicatat bahwa walaupun kaum muslimin menghadap Ka'bah dalam salat, mereka tidak menyembah Ka'bah. Kaum muslimin hanya menyembah dan bersujud kepada Allah. Ketika mereka melakukan thawaf di Ka'bah atau mencium Hajar Aswad, itu semua dilakukan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Allah-lah yang memerintahkan mereka untuk menyembah-Nya dengan cara seperti itu. Disebutkan

Sisi Kesamaan Syiah dan Sufiah Menurut Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir

Gambar
Syiah dan Shufi adalah golongan yang dianggap sesat oleh seluruh umat Islam. Hal itu dikarenakan aqidah mereka yang sangat jauh dari kebenaran, baik dalam hal sunnah bahkan sampai kepada ranah syariat. Dalam pandangan Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir, banyak kesamaan antara Syiah dan Sufiah, yaitu kesamaan dalam hal kesesatan. Diantaranya sebagai berikut; Syiah meyakini apa yang diriwayatkan Al-Kulaini dan Humran bin A'yan, bahwa ia berkata, "Aku berkata kepada Abdillah Ja'far as; Aku dijadikan penebusmu, sampai kabar kepadaku bahwa Allah Ta'ala telah memanggil Ali as. Abu Abdillah berkata, benar, sungguh telah terjadi pembicaraan antara keduanya di Tha'if, Jibril turun kepada keduanya." Hal ini juga yang terjadi  pada kaum shufiah. Ad-Dibagh berkata, "Malaikat turun kepada wali membawa dengan membawa perintah dan larangan. Melebihkan Wali di atas Nabi, Khumaini berkata, "Sesungguhnya termasuk dalam masalah inti pada madzhab kami, bahwa tidak ada seorang ya

Aliran Nushairiyah

Nushairiyah adalah gerakan kebatinan yang muncul pada abad ke-3 Hijriah. Penganutnya dikenal sebagai Syiah ekstrim dan meyakini adanya sifat ketuhanan pada diri Ali ra. dan parahnya mereka menganggapnya sebagai Tuhan. Tujuan munculnya gerakan ini adalah untuk menghancurkan Islam. Penjajah Perancis menamakan orang-orang Nushairiyah di Syiria dengan sebutan "Alawiyyin" untuk mengelabui dan menutupi hakikat mereka yang sebenarnya.  Pendiri sekte ini Abu Syu'aib Mohammad bin Nushair Al-Bashri An-Numairi (w. 270 H), masih satu masa dengan tiga imam Syi'ah; Ali Al-Hadi (imam ke-10), Hasan Al-Askari (imam ke-11), dan Muhammad Al-Mahdi (imam ke-12). Abu Syu'aib meyakini bahwa dirinya adalah pintu menuju Imam Hasan Al-Aksari dan sebagai hujjah setelah imam tersebut. Dia adalah pewaris ilmunya dan tempat kembalinya Syi'ah. Dia mengaku sebagai nabi dan rasul, dan sangat berlebihan  dalam memandang para imam. Dalam memimpin gerakan ini, dia digantikan oleh Muhammad bin Ju

Aliran Zaidiyah

Zaidiyah adalah salah satu aliran Syi'ah yang paling dekat dengan Ahlu Sunnah wal Jama'ah. Aliran ini tergolong moderat, tidak ekstrim dan berlebihan. Pendiri aliran ini adalah Zaid bin Ali Zainal Abidin. Aliran ini dinisbatkan kepada nama pendirinya Zaid bin Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali ra (80-122 H). Ia pernah memimpin revolusi Syi'ah di Irak melawan Umawiyyun pada masa Hisyam bin Abdul Malik. Penduduk Kuffah mendorongnya untuk memimpin revolusi tersebut. Setelah ia maju dan memimpin pemberontakan, ia di hina dan ditinggalkan oleh penduduk Syi'ah Kuffah karena diketahui Zainal Abidin menghormati dan meridhoi Abu Bakar dan Umar ra. Ia melawan tentara Umawiyah yang terdiri dari 500 orang pasukan berkuda. Dalam pertempuran yang tidak seimbang itu ia terkena panah di pelipisnya dan menyebabkan kematian dirinya. Zaid sering berpindah-pindah tempat, diantaranya Syam dan Irak. Kepindahannya itu bermula dikarenakan menuntut ilmu dan yang kedua mencari ahlul bait dalam